https://madura.times.co.id/
Berita

Jejak Glagahwangi, Menyingkap Tabir Babad Ponorogo dan Strategi Batoro Katong

Selasa, 09 Desember 2025 - 16:47
Jejak Glagahwangi, Menyingkap Tabir Babad Ponorogo dan Strategi Batoro Katong Suyono, pemerhati sejarah Ponorogo (Foto:Suyono/TIMES Indonesia)

TIMES MADURA, PONOROGO – Jauh sebelum Kabupaten Ponorogo menggema sebagai kota Reog, wilayah ini adalah sebuah lanskap politik dan spiritual yang kompleks di bawah bayang-bayang Kerajaan Wengker.

Namun, sejarah mencatat sebuah titik balik penting di penghujung abad ke-15, ketika sebuah hutan belantara yang dikenal sebagai Glagahwangi dibuka. 

Ini bukan sekadar pembukaan lahan, melainkan sebuah proklamasi peradaban baru.
​Wilayah ini menjadi saksi bisu pertemuan strategi politik Demak dan kearifan lokal dalam proses "Babad Ponorogo".

​Berdasarkan literatur sejarah dan tutur lisan yang melegenda, tokoh sentral di balik pembukaan Glagahwangi adalah Raden Katong (kemudian dikenal sebagai Batoro Katong), putra Prabu Brawijaya V dari Majapahit. Namun, Batoro Katong tidak bergerak sendirian dalam misi besar ini.

​Ia didampingi oleh Ki Ageng Mirah, seorang ulama dan ahli strategi dakwah yang memahami sosiologi masyarakat Wengker, serta Patih Seloaji, sosok panglima yang dikenal sakti mandraguna.

Ketiganya membentuk poros kekuatan yang menyatukan misi penyebaran Islam dan konsolidasi kekuasaan politik untuk meredam pengaruh Ki Ageng Kutu, penguasa Wengker saat itu.

"Pemilihan Glagahwangi itu murni strategi militer dan spiritual. Lokasinya datar, sumber air melimpah, dan posisinya strategis untuk mengawasi gerak-gerik Wengker di Surukubeng," ujar Suyono (75), seorang pemerhati sejarah lokal saat ditemui TIMES Indonesia, Selasa (9/12/2025).

Menurutnya,​ ​proses babad (membuka) Hutan Glagahwangi bukanlah perkara mudah.

Dalam terminologi Jawa, hutan bukan sekadar kumpulan pohon, melainkan gung liwang-liwung, tempat bersemayamnya kekuatan gaib dan alam yang belum terjamah.

Peristiwa ini diperkirakan terjadi sekitar tahun 1496 Masehi. Hutan Glagahwangi konon memiliki aura mistis yang kuat dan dijaga oleh kekuatan-kekuatan alam yang liar.

Di sinilah peran Ki Ageng Mirah menjadi krusial. Melalui pendekatan kultural dan spiritual, ia berhasil "menjinakkan" wilayah tersebut sehingga layak huni.

​Setelah hutan terbuka, didirikanlah pusat pemerintahan pertama. Wilayah inilah yang kini diyakini berada di sekitar kawasan Setono, Kecamatan Jenangan, yang menjadi pusat awal Kadipaten sebelum akhirnya bergeser ke pusat kota saat ini.

Suyono pun menjelaskan bahwa Glagahwangi bukan sekadar nama botani.

​"Anak muda sekarang taunya Glagahwangi itu cuma nama tempat. Padahal itu sanepo (kiasan). Glagah itu jenis tanaman yang tangguh, tumbuh liar tapi kuat. Wangi itu harum," katanya.

"Artinya, Batoro Katong ingin membangun sebuah peradaban yang meskipun tumbuh dari tanah yang keras dan penuh tantangan, tapi akhirnya bisa mengharumkan nama, membawa kebaikan, dan kewibawaan," ungkapnya.

​Lebih lanjut, Suyono menekankan aspek spiritual dari babad tersebut.

​"Membuka Glagahwangi itu sejatinya membuka hati masyarakat Wengker saat itu. Dulu orang Wengker itu keras, penganut Bhairawa yang kuat," katanya.

"Batoro Katong dan Ki Ageng Mirah tidak menghancurkan mereka, tapi 'mewangikan' mereka dengan tatanan baru yang lebih adiluhung. Itulah inti dari Babad Ponorogo, perpindahan dari gelap menuju cahaya tanpa menghilangkan jati diri keberaniannya," tukasnya.

​Transformasi Menjadi Ponorogo

​Setelah Glagahwangi berhasil dibuka dan pemerintahan berdiri, barulah kemudian muncul nama Ponorogo. Nama ini diambil dari musyawarah antara Batoro Katong, Ki Ageng Mirah, dan Patih Seloaji.

Kata ini berasal dari Pramana dan Raga, sebuah filosofi yang menjadi asal-usul nama Ponorogo, yang melambangkan keseimbangan antara kekuatan spiritual fisik, serta kebijaksanaan hidup.(*)

Pewarta : M. Marhaban
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Madura just now

Welcome to TIMES Madura

TIMES Madura is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.