Berita

Sebenarnya, Apa Sih Maunya Bung Karno Itu?

Senin, 14 Juni 2021 - 05:38
Sebenarnya, Apa Sih Maunya Bung Karno Itu? Presiden RI ke-1, Ir Soekarno (FOTO: Wikipedia)

TIMES MADURA, JAKARTA – Saat membahas Bung Karno, pasti menyoal Panca Sila. Ini benar, tak salah.

Saat diskusi lagi soal Bung Karno. Pasti menyinggung juga soal perjuangan mencapai Indonesia merdeka. Ini juga tak salah.

Sosok Bung Karno bisa dibahas lewat banyak sudut pandang. Mulai seni, pendidikan, kebudayaan, politik, ideologi, keluarganya dan sampai soal barang pusaka miliknya. Tak ada yang salah membahas Bung Karno dari banyak sudut pandang. Benar semua.

Tapi ada yang tahu nggak? Apa sih maunya Bung Karno sebenarnya?

Nah, ini soal yang jarang dibahas. Terutama soal gotong royong sebagai kritik ideologi.

Bicara soal ini, kita harus meletakkan Bung Karno pada eranya. Sebuah era geopolitik saat dunia terbagi dua blok. Blok Barat dan Blok Timur. Beberapa ahli menyebut, hakikat perseteruan antarblok itu adalah pertarungan antara dua ideologi besar saat itu: kapitalisme dan sosialisme (termasuk di dalamnya komunisme).

Akar kapitalisme adalah teori survival of the fittest. Yang kuat bertahan, dia yang menang.

Siapa pencetusnya? Ada yang mengatakan Charles Darwin. Namun, banyak ilmuan menegaskan Herbert Spencer lah pencetus teori survival for the fittest.

Sebenarnya keduanya membahas hal yang sama: teori evolusi. Bedanya, Darwin membahas dari aspek biologi. Spencer cenderung ke aspek sosiologi dan ekonomi.

Nah, akar ideologi kapitalisme berawal dari pendekatan Spencer ini. Bahwa Si Kuat, Si Kaya lah yang mampu bertahan, sebagai pemenang. Yang kecil, yang lemah, dan tak berdaya akan tersingkir.

Adapun akar ideologi sosialisme adalah perjuangan kelas. Perlawanan kelas. Si Kecil, Si Miskin, Wong Cilik harus berjuang. Bahkan harus melawan bila hak kemanusiaannya ditindas oleh Si Besar, Si Kaya, Si Pemilik Modal atau Si Penguasa.

Pencetus teori perjuangan kelas ini adalah kolaborasi Karl Marx dengan Friedrich Engels.

Lalu, apa kaitannya dengan Bung Karno?

Bung Karno hidup di sebuah era kebangkitan ideologi perjuangan kelas sebagai jawaban kritis atas munculnya banyak problem sosial dan ekonomi akibat ideologi kapitalisme.

Bung Karno hidup dalam era menjamurnya gerakan politik dan revolusi di banyak negara untuk melawan pembenaran sebuah negara menjajah negara lain. Pembenaran sebuah bangsa menjajah bangsa lain. Era Gold, Glory and Gospel.

Bung Karno merenung lama dan menimbang dua ideologi besar itu.

Pada satu titik, Bung Karno melihat, ada yang salah di dua ideologi itu. Ideologi yang benar, harusnya bisa menyejahterakan, membahagiakan dan memuliakan manusia dan alam. Bukan untuk perang, saling bunuh, menindas dan merusak alam.

Ideologi yang benar, seperti ajaran banyak agama dan sejumlah tradisi klasik, ujungnya adalah kehidupan harmonis. Harmoni manusia dengan manusia, harmoni manusia dengan alam.

Kedua ideologi itu dinilai Bung Karno, cenderung membentuk sebuah dunia yang penuh konflik, penuh pertentangan.

Akar ide perjuangan kelas dan survival of the fittest, hakikatnya sebenarnya sama. Keduanya cenderung mempertentangkan perbedaan. Kaya versus miskin. Penguasa versus proletar. Tak salah yang kuat menindas lemah. Majikan menindas buruh.

Mempertentangkan perbedaan cenderung melawan kodrat alam. Melawan sunnatullah. Demikian tradisi Islam menyebutnya. Tradisi Tiongkok kuno menyebutnya: Yin-Yang. Hakikat sunnatullah, Yin-yang adalah harmoni. Tak ada pertentangan.

Kaya-miskin, penguasa-proletar, besar-kecil, laki-perempuan, panas-dingin, siang-malam, sampai orang kulit berwarna-orang kulit putih bukan hal yang harus dipertentangan. Perbedaan adalah sebuah harmoni yang sangat indah. Sebuah rahmat yang sangat besar.

Gotong Royong

Konon. Di bawah sebuah pohon. Bung Karno menemukan sebuah jawaban: Gotong Royong.

Kata Bung Karno, gotong royong dia rumuskan dari perasaan dan keinginan kalbu rakyat Indonesia yang membisu selama berabad. Dia menyingkap akar watak atau karakter rakyat Indonesia yang tidak pernah akan hilang dari zaman ke zaman: Gotong Royong.

Ide Gotong royong adalah manifestasi sunnatullah. Manifestasi harmoni manusia dan alam. Dalam gotong royong ada simbiosis mutualisme, saling menguatkan, dan saling bergantung. Bukan saling mempertentangankan.

Ide gotong royong ini kemudian dia jabarkan dalam bentuk Panca Sila. Sebuah ide untuk pegangan hidup berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia untuk hidup damai dan harmonis.

Membangun Dunia Kembali

Ide gotong royong (baca: Panca Sila) ini juga dia tawarkan untuk dunia. Ide gotong royong yang dia tawarkan adalah bentuk kritik ideologi untuk sosialisme dan kapitalisme yang cenderung membuat dunia porak poranda tadi.

Bung karno jabarkan ide besar itu dalam sebuah pidato bertajuk "Membangun Dunia Kembali" atau "To Build The World A New" di Sidang Umum PBB ke-15, 30 September 1960.

"Dari pengalaman kami sendiri. Dan dari sejarah kami sendiri, tumbuhlah sesuatu yang lain. Sesuatu yang jauh lebih sesuai (untuk dunia). Sesuatu yang jauh lebih cocok (untuk dunia). Arus sejarah memperlihatkan dengan nyata bahwa semua bangsa memerlukan sesuatu konsepsi dan cita-cita. Jika mereka tak memilikinya atau jika konsepsi dan cita-cita, negara itu menjadi kabur dan usang, maka bangsa itu ada dalam bahaya. Sejarah Indonesia memperlihatkannya dengan jelas. Demikian pula halnya dengan sejarah seluruh dunia," kata Bung Karno saat menjabarkan ide Panca Sila.

Saat itu, Bung Karno sebenarnya sudah memulai memimpin sejumlah gerakan politik gotong royong secara global. Salah satu momentumnya adalah lewat Konferensi Asia Afrika di Bandung.

Bung Karno sadar. Bangsa Indonesia tak akan bisa menikmati hidup harmoni bila di luar masih banyak bangsa dan negara yang masih ingin perang terus. Masih ingin terus menjajah negara dan bangsa lain.

"Dunia harus dibangun lagi dengan semangat baru. Semangat gotong royong". Begitulah keinginan Bung Karno. Sebuah dunia dengan kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis.

Kembali ke laptop... Jadi, menempatkan dan membahas Bung Karno hanya sekadar soal Indonesia Merdeka dan Panca Sila saja adalah sebuah pengerdilan sejarah. Perjuangan Bung Karno melebihi itu.

Perjuangan Bung Karno adalah soal masa depan dunia. Masa depan manusia. Dan masa depan kemanusiaan. Perjuangan untuk mewujudkan sebuah tatar dunia baru yang harmonis dan damai.

Ini maunya Bung Karnosebenarnya. (*)

Pewarta :
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Madura just now

Welcome to TIMES Madura

TIMES Madura is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.