TIMES MADURA, JAKARTA – Beredar unggahan di media sosial  yang diklaim sebagai foto badai petir yang terlihat dari luar angkasa. Akun Twitter @BO_sci mengunggah foto tersebut pada 24 Juni 2022.

Atas unggahannya, akun tersebut mendapat respons berupa 93 suka dan 25 retweet, tercatat per Kamis (30/6/2022) pukul 18:06 WIB.

Akun Twitter @BO_sci mengunggah cuitan berupa foto badai petir yang terlihat dari luar angkasa. Cuitan yang diunggah pada 24 Juni 2022 mendapat atensi berupa 93 suka dan 25 retweet, tercatat per Jumat (1/7/2022) pukul 14:47 WIB.

Dalam unggahan fotonya, akun Twitter @BO_sci menyertakan cuitan berikut:

A thunderstorm as seen from Space ...

Sumber: https://twitter.com/BO_sci/status/1540415119414411267

CEK FAKTA

Berdasarkan hasil penelusuran, foto yang diklaim sebagai badai petir dari luar angkasa pada unggahan akun @BO_sci tersebut tidak benar.

Hasil penelusuran dengan bantuan reverse image, foto itu sebenarnya adalah foto “Pasific Storm” yang ditangkap oleh Santiago Borja dan mendapat penghargaan “2016 National Geographic Nature Photographer of the Year”. 

Sumber: 2016 National Geographic Nature Photographer of the Year Winners | National Geographic

Mengutip National Geographic dan blog pribadi Borja, Santiago Borja mengambil foto tersebut saat petir menyambar di dalam awan cumulonimbus kolosal di atas Samudra Pasifik, selatan Panama City. Saat itu ia berada di dalam pesawat Boeing 767 menuju Amerika Selatan.

Sumber: Pacific Storm | Santiago Borja

Penelusuran atas klaim tersebut juga dilakukan Turnbackhoax.id dalam artikelnya berjudul: [SALAH] Foto Badai Petir yang Terlihat dari Luar Angkasa

Sumber: [SALAH] Foto Badai Petir yang Terlihat dari Luar Angkasa | Turnbackhoax

KESIMPULAN

Hasil penelusuran Cek Fakta, foto yang diklaim sebagai badai petir dari luar angkasa, oleh akun Twitter @BO_sci, tidak benar. Faktanya, foto tersebut ditangkap oleh Santiago Borja saat terbang dengan pesawat Boeing 767 di atas Samudera Pasifik, selatan Panama City.

Menurut mis/disinformasi yang dikategorikan First Draft, informasi tersebut termasuk dalam kategori False Context (Konteks Keliru). False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.

----

Cek Fakta TIMES Indonesia

TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerjasama dengan 24 media dan satu komunitas (Mafindo) untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)