https://madura.times.co.id/
Forum Dosen

Penerapan Prinsip Ergonomi oleh Para Petani Kita

Selasa, 23 Agustus 2022 - 13:51
Penerapan Prinsip Ergonomi oleh Para Petani Kita Mahrus Khoirul Umami, Ph.D.; Dosen Program Studi S1 Teknik Mesin Universitas Trunojoyo Madura.

TIMES MADURA, MADURA – Dalam banyak iklan di radio, televisi, dan media-media sosial kita sering mendengar istilah ergonomi dikaitkan dengan desain suatu produk yang kita gunakan sehari-hari. Istilah ergonomi sering digunakan di dalam iklan sepeda motor, iklan peralatan rumah tangga, dan juga dalam video tinjauan kendaraan roda empat oleh para influencer. Oleh karena itu, ergonomi sudah bukan lagi menjadi istilah yang asing bagi kita. Namun demikian, tampaknya masih banyak juga masyarakat umum yang belum memahami apa itu ergonomi. 

Ergonomi secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan peralatan, tata cara, dan tempat kerjanya. Definisi yang lebih mendalam diberikan International Ergonomics Association (IEA), yaitu disiplin keilmuan yang berkaitan dengan pemahaman tentang interaksi antara manusia dan elemen-elemen lain dari suatu sistem, dan profesi yang menerapkan teori, prinsip, data, dan metode lainnya untuk desain guna mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan kinerja sistem secara keseluruhan.

Secara umum sebenarnya kita secara tanpa sadar sudah menerapkan sebagian prinsip-prinsip ergonomi. Sebagai contoh, pada saat kita menata posisi televisi di rumah, maka tentu kita letakkan pada posisi yang membuat kita paling nyaman ketika menonton siarannya. Contoh lain, pada saat kita menghadiri suatu acara di lingkungan tempat tinggal kita, misalnya pengajian di masjid, rapat warga RT, ataupun banyak kegiatan lainnya, yang mengharuskan untuk duduk bersila di lantai, maka kita akan memilih tempat yang memungkinkan untuk menyandarkan punggung kita pada tiang, dinding, atau tempat bersandar lainnya.

Dua contoh nyata ini mengarahkan kita pada prinsip umum ergonomi, yaitu menyesuaikan pekerjaan dengan manusia yang melakukannya. Selanjutnya, dari prinsip umum ini kita dapat mengetahui bahawa tujuan dari penerapan ergonomi adalah terwujudnya aktivitas kerja yang efektif, nyaman, aman, sehat, dan efisien (ENASE) untuk menuju produktivitas terbaik. 

Bagaimana prinsip ergonomi ini diterapkan oleh para petani kita? Mari kita refleksi ke era 70 atau 80-an! Pada waktu itu para petani kita masih menggunakan berbagai peralatan tradisional untuk bercocok tanam. Waktu itu para petani Jawa menggunakan luku (bajak sawah) untuk membalik tanah dengan bantuan tenaga sapi. Ada juga garu yang digunakan untuk meratakan tanah sawah yang sudah menjadi lumpur agar siap ditanami bibit padi. Kedua alat ini dirancang oleh para petani kita bukan tanpa perhitungan. 

Posisi cekelan (pegangan) dan pancadan (pijakan) pada luku dibuat sedemikian rupa sehingga cocok dengan ukuran tubuh orang yang menggunakannya. Bagian ujung pegangan luku dibuat lebih kecil agar mudah digenggam oleh pengguna pada saat menggunakannya. Demikian juga pada garu yang pada tempat duduk penggunanya dilengkapi cekelan untuk memudahkan pengguna memindahkan garu itu pada posisi yang diinginkan. Ketika meratakan tanah, pengguna dapat duduk di atas garu sehingga dapat bekerja dengan lebih santai. Keberadaan pengguna yang duduk di atas garu ini sangat membantu dalam mempercepat proses perataan tanah. Proses perataan yang lebih cepat ini tentu akan memotong waktu penyiapan lahan tanam padi dan ini berarti akan meningkatkan produktivitas mereka. Meskipun demikian, tentu produktivitas penggunaan luku dan garu tradisional ini tidak dapat diperbandingkan dengan penggunaan bajak yang digerakkan oleh mesin.

Alat tradisional lain yang juga banyak digunakan oleh para petani di Jawa adalah garuk. Alat ini digunakan untuk penyiangan padi. Garuk terdiri dari dua bagian utama, yaitu osrok dan gagang (pegangan). Osrok adalah bagian yang berfungsi untuk memotong dan mengoyak gulma padi, sedangkan gagang berfungsi sebagai pegangan yang menyalurkan gaya dari pengguna ke osrok. Para petani biasanya merancang panjang pegangan sedemikian rupa sehingga memberikan postur kerja yang nyaman pada saat menggunakannya.

Terakhir, alat utama yang banyak digunakan oleh para petani kita adalah pacul (cangkul). Kalau kita amati, ukuran doran (pegangan cangkul) yang digunakan oleh para petani kita cukup bervariasi. Para petani di Jawa umumnya menggunakan pegangan cangkul yang pendek untuk menyiapkan lahan tanaman padi. Para petani di daerah lain, seperti di Sumatera dan Sulawesi, membuat ukuran pegangan yang lebih panjang. Mereka punya alasan sendiri sesuai dengan kebiasaan dan kegunaan cangkul dalam keseharian mereka mengolah lahan pertanian.

Secara umum, kita dapat menyimpulkan bahwa para petani di Indonesia secara tanpa sadar sudah menerapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam merancang alat-alat pertanian yang mereka gunakan sehari-hari. Mereka telah membuat rancangan yang memberikan rasa nyaman pada saat menggunakannya untuk mengolah lahan.

Nah, bagaimana dengan alat-alat modern yang kini telah digunakan secara luas oleh sebagaian mereka? Apakah alat-alat modern itu mampu memberikan kenyamanan bagi mereka pada saat menggunakannya?
Bersambung…

 

*) Oleh: Mahrus Khoirul Umami, Ph.D.; Dosen Program Studi S1 Teknik Mesin Universitas Trunojoyo Madura.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Madura just now

Welcome to TIMES Madura

TIMES Madura is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.