TIMES MADURA, JAKARTA – Lahir di Uganda dari keluarga imigran, Zohran Mamdani menembus batas sejarah politik Amerika. Di usia 34 tahun, politisi muda dari Partai Demokrat itu kini berdiri sebagai Muslim pertama yang menjadi Wali Kota New York, membawa semangat perubahan dan keadilan sosial dari pinggiran menuju pusat kekuasaan dunia.
Kemenangannya diumumkan pada Selasa malam (4/11/2025) waktu setempat, dalam pesta demokrasi yang diwarnai antusiasme warga.
Dalam pidato kemenangannya, Mamdani menegaskan bahwa mandat yang ia terima adalah amanah untuk membangun kota yang lebih adil bagi semua.
“Kalian telah memberi saya kepercayaan untuk membawa arah baru bagi kota ini,” ujarnya di hadapan ribuan pendukung yang memenuhi lapangan Times Square.
Sebagai seorang sosialis demokrat, Mamdani dikenal berani mengusung agenda progresif yang menantang arus politik lama.
Ia berjanji akan menjalankan program besar seperti pembekuan sewa untuk jutaan warga apartemen, transportasi umum gratis, layanan penitipan anak universal, serta pembentukan Departemen Keamanan Masyarakat yang akan menangani isu kesehatan mental tanpa melibatkan polisi.
“Teman-teman, malam ini kita telah mengakhiri dinasti politik lama,” katanya disambut sorak-sorai. “Mulai hari ini, kita membuka lembaran baru — politik yang berpihak pada rakyat, bukan segelintir elit.”
Kemenangan Mamdani juga menandai berakhirnya pengaruh lama Andrew Cuomo, mantan gubernur yang sempat mencalonkan diri sebagai independen.
Bagi banyak warga, kemenangan Mamdani adalah simbol kebangkitan generasi baru Demokrat yang mewakili keberagaman dan semangat perubahan.
Namun tak semua pihak menyambut gembira. Di Israel, sejumlah pengguna media sosial mengecam kemenangan Mamdani dengan nada sinis, bahkan menyebutnya sebagai “hari kelam bagi dunia Barat.” Mereka menuding Mamdani sebagai sosok ekstremis karena pandangan politiknya yang kritis terhadap kebijakan Israel.
Meski demikian, kelompok Jewish Voice, organisasi Yahudi anti-Zionis, justru memberikan dukungan terbuka. Dalam pernyataannya, mereka menulis: “Kami menantikan kepemimpinan Anda yang akan membawa keadilan dan solidaritas bagi seluruh warga New York.”
Menutup pidatonya yang penuh semangat, Mamdani berkata, “Di tengah masa kegelapan politik ini, New York akan menjadi cahaya yang menuntun perubahan.”
Dengan latar imigran dan pandangan progresifnya, Zohran Mamdani kini bukan hanya simbol keberagaman, tetapi juga cermin perubahan arah politik Amerika — di mana suara kaum minoritas dan pekerja kecil mulai menggema di jantung kota yang selama ini menjadi lambang kapitalisme global. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dari Uganda ke New York: Sosok Zohran Mamdani Menuju Kursi Wali Kota Muslim Pertama
| Pewarta | : Widodo Irianto |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |