TIMES MADURA, BANDUNG BARAT – Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, resmi ditetapkan sebagai wilayah darurat keracunan makanan usai kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus meluas.
Program yang awalnya digagas untuk meningkatkan gizi siswa, kini justru berubah menjadi bencana kesehatan yang menggemparkan masyarakat.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB mencatat, hingga Kamis (25/9/2025) pukul 15.00 WIB, sebanyak 1.258 siswa menjadi korban keracunan, dengan sebaran kasus terbesar berada di wilayah Cipongkor dan Cihampelas.
Plt Kepala Dinkes KBB, Lia N. Sukandar, menyampaikan bahwa jumlah tersebut masih menggunakan data malam sebelumnya. Hingga kini, pihaknya tengah memperbarui angka kasus karena potensi penambahan korban masih tinggi.
“Kita masih pakai data malam hari dengan total 1.258 orang siswa. Update terbaru sedang diolah,” ungkap Plt kepala Dinkes KBB, Lia saat dihubungi pada Jumat (26/9/2025)
Dari total korban, 99 siswa masih dirawat intensif di fasilitas kesehatan, sedangkan 1.159 siswa lainnya telah pulang setelah dinyatakan sembuh. Meski begitu, status darurat kesehatan di Bandung Barat tetap diberlakukan.
Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran mendalam, khususnya di kalangan orang tua siswa. Mereka cemas anak-anaknya menjadi korban berikutnya, mengingat insiden keracunan ini bukan pertama kali terjadi dalam program MBG, melainkan berulang dalam beberapa pekan terakhir.
Kritik tajam kini diarahkan kepada Badan Gizi Nasional (BGN) yang dianggap lalai dalam pengawasan distribusi dan kualitas makanan MBG.
Tragedi ini menjadi ujian serius bagi kredibilitas program unggulan pemerintah, yang seharusnya menjamin kesehatan siswa namun justru mengancam keselamatan mereka.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Darurat Keracunan di Bandung Barat: 1.258 Siswa Jadi Korban Menu MBG
Pewarta | : Deni Supriatna |
Editor | : Ronny Wicaksono |