TIMES MADURA, BANJAR – Kabar duka datang dari pahlawan devisa negara asal Dusun Kalapasabrang, RT 2 RW 8 Desa Kujangsari Kecamatan Langensari Kota Banjar.
Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) perempuan, Homsiah tutup usia di 41 tahun usai 8,6 tahun bekerja di Hongkong. Almarhumah memiliki riwayat bekerja sebanyak tiga kali keberangkatan.
Jerit histeris keluarga menyambut kedatangan peti mati yang berisikan jenazah orang yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga.
Diterangkan Endi Apandi, fungsional pengantar kerja ahli muda pada Disnaker Kota Banjar, Homsiah berangkat ke Hongkong pertama kali pada 2017 sebagai PMI resmi selama 2 tahun dan bekerja sebagai ART.
Setelah pulang ke Tanah Air pada tahun 2019, Homisah berangkat lagi karena kontrak kerjanya diperpanjang dan masih bekerja dua tahun lagi dengan majikan yang sama.
"Kemudian almarhumah berangkat untuk yang ketiga kalinya pada tahun 2021 selama 4,6 tahun dan sempat pulang cuti lebaran kemarin menemui keluarganya," terang Endi.
Diberangkatkan dari Hongkong pada pukul 09.10 waktu setempat dan tiba di Bandara Soekarno Hatta pukul 13.10 WIB. Jenazah tiba malam ini di Kota Banjar dengan diantarkan ambulans dari PT Angkasa Pura Bandara Soekarno Hatta Tangerang dengan pengawalan dari Disnaker, Rabu malam (17/7/2025).
Almarhumah meninggal pada hari Jumat, 27 juni 2025 sekira pukul 07.00 WIB setelah sebelumnya mendapatkan perawatan selama 12 hari di rumah sakit di Hongkong.
"Almarhumah sebelumnya jatuh saat sedang libur kerja di salah satu Kebun Binatang. Terdapat luka serius di tempurung lututnya dan menjalani operasi di Hongkong," terang Endi saat ditemui di rumah duka.
Kepulangan jenazah Homisah mesti melalui prosedur selama 19 hari sehingga baru tiba di tanah air hari ini sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia.
Kepala Desa Kujangsari, Ahmad Mujahid mengungkap bahwa almarhumah merupakan seorang janda cerai dengan dua putra. Masing-masing yaitu Rizal (20) dan Rehan (17).
"Almarhumah akan dimakamkan di TPU Pasiranji samping Polsek Langensari besok oleh keluarganya," ungkapnya.
Mujahid mengimbau warganya yang ingin bekerja sebagai PMI agar melengkapi dokumen tenaga kerja sehingga ketika ada kejadian yang tak diharapkam, dapat diurus dengan mudah. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Keluarga Sambut Histeris Jasad PMI Asal Kota Banjar yang Meninggal di Hongkong
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Ronny Wicaksono |